Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cokelat, Reputasi dan Sejarahnya

Kompas.com - 15/02/2010, 11:35 WIB

KOMPAS.com — Hari kasih sayang memang sudah berlalu, tetapi mungkin Anda masih menyimpan hadiah cokelat yang diberikan pasangan? Cokelat boleh jadi merupakan makanan yang paling populer pada Hari Valentine ini.

Sejak lama cokelat punya reputasi tinggi. Makanan atau minuman yang dibuat dari biji tanaman cokelat ini berhasil merebut hati banyak orang, tidak cuma karena kelezatannya, tapi juga nilai plus yang dimilikinya dalam memperbaiki suasana hati dan memengaruhi munculnya gelora cinta.

Pohon cokelat, yang buahnya mengandung biji yang bisa diproses menjadi camilan cokelat, pertama kali ditemukan 2.000 tahun lalu di hutan tropis Amerika. Sementara itu, bangsa Maya merupakan bangsa pertama yang mengonsumsi cokelat (250-900 SM). Mereka mencampur biji cokelat dengan berbagai bumbu untuk membuat minuman yang dipercaya mujarab.

Bagi bangsa Maya, cokelat merupakan perlambang hidup dan kesuburan. Karena itu, buah cokelat sering ikut hadir dalam ritual religius, termasuk upacara pernikahan dan dipercaya sebagai makanan para dewa.

Di wilayah Meksiko Tengah, bangsa Aztec percaya, orang yang makan biji dari pohon cokelat akan mendapatkan kebijaksanaan dan kekuatan. Mereka juga yakin cokelat mengandung nutrisi yang baik bagi kesehatan dan punya manfaat afrodisiak. Raja Aztec Montezuma bahkan punya kebiasaan minum cokelat setiap hari untuk menaikkan libidonya.

Cokelat mulai dibawa ke Eropa pada tahun 1519 setelah Montezuma menawarkan minuman yang berbumbu kepada pengelana Spanyol, Cortez, dan tentaranya. Cortez lalu membawa biji cokelat ke Spanyol dan memopulerkannya. Namun, selama berabad-abad minuman cokelat lebih dikenal sebagai minuman para bangsawan.

Reputasi cokelat sebagai makanan afrodisiak sangat terkenal di kalangan bangsawan Perancis. Seni dan literatur bernuansa erotis banyak yang terinspirasi oleh kandungan cokelat. Casanova, pengelana dari Italia yang lebih dikenal sebagai penakluk perempuan, diceritakan selalu mengonsumsi cokelat sebelum bercinta. Keterkaitan cokelat dengan pembangkit gairah terus bertahan hingga saat ini.

Lalu, sejak kapan cokelat identik dengan perayaan kasih sayang di Hari Valentine? Literatur menyebutkan, sejak abad ke-17, para pasangan sudah mulai memberikan kado di Hari Valentine dan sesuatu yang manis sering dijadikan pilihan. Baru pada tahun 1868, Richard Cadbury memperkenalkan sekotak cokelat sebagai kado Valentine.

Khasiat afrodisiak
Meski para petualang cinta dalam sejarah selalu diceritakan mengonsumsi cokelat, ternyata kandungan zat kimia phenylethylamine (PEA) atau "obat cinta" dalam cokelat hanya sedikit. PEA ini diyakini dapat memengaruhi mood, perhatian, dan energi. Saat seseorang merasa sangat senang atau euforia, tubuh akan mengeluarkan PEA.

Namun, sejumlah peneliti mengatakan, kandungan flavonoid dalam cokelat mampu melenturkan pembuluh darah sehingga aliran darah lancar, termasuk yang menuju ke organ seksual. Itu sebabnya banyak orang yang yakin cokelat memperlancar urusan di ranjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

7 Macam Love Language dan Artinya, Kamu yang Mana? 

Feel Good
6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

6 Cara Memakai Gua Sha agar Manfaatnya Maksimal

Look Good
Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Pijat Wajah dengan Gua Sha, Waspadai Risiko Ini

Look Good
Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Berapa Kali Sehari Menggunakan Gua Sha?

Look Good
Apa Itu Love Language?

Apa Itu Love Language?

Feel Good
Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Apakah Gua Sha Bisa Meniruskan Pipi?

Look Good
Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Kini Ada Pisau Lipat Swiss Army Tanpa Mata Pisau, Kenapa?

Look Good
Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Ketika Gaya Kampus Mengubah Cara Orang Berpakaian

Look Good
6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

6 Cara Mencukur Bulu Ketiak yang Benar agar Tak Iritasi 

Look Good
4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

4 Cara Membuat Masker Kopi untuk Wajah Sesuai Kondisi Kulit

Look Good
3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

3 Tips Merawat Rambut Bercabang, Rutin Gunting Ujung Rambut

Look Good
5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

5 Cara Menghilangkan Bulu Ketiak Secara Alami 

Look Good
Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Apakah Kopi Dapat Menghilangkan Bulu Ketiak? 

Feel Good
6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

6 Tips Menghindari Rambut Rontok Saat Tidur

Look Good
Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Kunyit Bisa Menghilangkan Bulu Ketiak, Simak Caranya 

Look Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com